Kamis, 13 Agustus 2015

PENGANTAR MAKANAN NABI SAWW DI GUA TSUR

Siapakah orang yang mengantarkan makanan kepada Nabi Muhammad Saw selama beliau berada di Gua Tsur? Berikut Penjelasannya



Pertanyaan:

Siapakah wanita yang menyertai Nabi Muhammad Saw dan membawakan makanan bagi baginda Nabi Saw?

 

 

Jawaban Global:

Rasulullah Saw berdiam di gua Hira selama tiga hari.[1] Selama beberapa hari itu, ada beberapa orang yang mengetahui tempat persembunyian Nabi Saw. Sebagian berpendapat bahwa orang-orang yang tahu tempat persembunyian Nabi itu ada 5 orang[2] dan sebagian yang lainnya berkeyakinan ada 3 orang.[3]

Dalam kitab Ihtijāj Thabarsi, terdapat sebuah riwayat yang dinukil dari Imam Ali As: Bersumpahlah Anda demi Tuhan! Apakah ada orang selain Anda yang membawa makanan bagi Nabi selama gua?  Mereka menjawab: Tidak (tidak ada orang selain Anda yang melakukan hal ini).[4]

Namun tentu saja, sebagian ahli sejarah berkata bahwa seseorang yang mengirimkan makanan untuk Nabi Saw adalah Asma binti Abu Bakar.[5]

Dalam “Sirah Halabiyah”  tertulis: Keluarga Abu Bakar tidak mengetahui keberadaan Nabi Muhammad sampai ada kabar dari jin bahwa Nabi Saw berada di gua.[6]

Sebagaimana yang Anda perhatikan, riwayat pertama mengabarkan bahwa Imam Ali As bertanggung jawab untuk menyiapkan makanan bagi Nabi Saw dan berdasarkan riwayat yang lainnya Asma-lah yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan penting ini. Namun kedua riwayat ini dapat disatukan dengan penjelasan sebagai berikut: Karena gerak-gerik Imam Ali As diawasi oleh kaum kafir Mekah, meskipun berdasarkan penggalan riwayat pertama bahwa yang mengatur pengiriman makanan Nabi adalah Imam Ali As, namun Asma-lah yang bertanggung jawab dari sisi keamanan untuk membawakan makanan kepada Nabi dan ayahnya. 

 

 

Referensi:

[1] Thabarsi, Fadhl bin Hasan, I’lām al-Wura bi A’lām al-Hudā, hal. 10, Tehran, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Cet. 3, 1390, Dzahabi, Muhammad bin Ahmad, Tārikh al-Islām, jil. 18, hal 116, Beorut, Dar al-Kitab al-Arabi, cet. 2, 1409 H.

[2] Saduq, Muhammad bin Ali, Kamāludin wa Tamām Ni’mah, Riset: Ghifari, Ali Akbar, jil. 1, hal. 56, Tehran, Dar al-Kitab al-Islamiyah, cet. 2, hal. 1395.

[3] Thabari, Muhammad bin Jarir, Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh Thabari), Riset: Ibrahim, Muhammad Abu Fadzlm jil. 2, hal. 379, cet. 2, 1395.

[4]Thabarsi, Ahmad bin Ali, Al-Ihtijāj ‘ala ahli al-Lijāj, Riset: Ibrahim, Muhammad Abul Fadzl, jil. 2, hal. 379, Beorut, Dar al-Tsurats, cet. 2, 1387.

[5] Tārikh Thabari, jil. 2, hal. 379, Kala’i, Sulaiman bin Musa, Al-Iktifa bima Tadhminuhu min Maghāzi Rasulullah Saw wa al-Tsulatsah al-Khulafā, jil. 1, hal.

[6] Halabi, Abu al-Futuh, al-Sirah al-Halabiyah, jil. 2, hal. 70, Beirut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Cetakan Kedua, 1426 H.

 

(Islam-Quest/ABNS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar